Menkeu Harapkan Eselon II dan III yang Baru Dilantik Paham Situasi dan Jadi Bagian dari Solusi
By Abdi Satria
nusakini.com-Jakarta-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berharap para pimpinan Eselon II dan III di jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam menjalankan tugas, memiliki kemampuan untuk membaca situasi lingkungan di sekitar untuk menjaga kondisi ekonomi Indonesia. Dengan mampu membaca dan memahami, maka para pimpinan mampu bersikap dan ikut merespon untuk menjadi bagian dari solusi perubahan dan dinamika lingkungan ekonomi global yang saat ini begitu sangat cepat.
"Dalam konteks Kementerian Keuangan, kita ini sekarang membaca perubahan dan dinamika lingkungan yang begitu sangat tinggi. Terjadinya merebaknya virus corona Covid-19 dengan intensitas dan tingkat penyebarannya yang tinggi itu adalah dinamika dan perkembangan yang harus mampu Anda baca. Itu artinya apa untuk Indonesia, untuk masyarakat kita, untuk perekonomian kita, untuk kondisi sosial politik kita dan pada akhirnya ke keuangan negara kita,” jelas Menkeu dalam acara Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dan Pejabat Administrator Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bertempat di Aula Mezanine Gedung Djuanda pada Senin (09/03).
Menkeu menambahkan para pejabat yang baru dilantik untuk lebih memahami bagaimana menggunakan instrumen keuangan negara untuk merespons, untuk mengetahui dampak dan kemudian memformulasikan bagaimana instrumen keuangan negara bisa merespon terhadap dinamika persoalan yang ada. Kemampuan, kewaspadaan, ketelitian jajaran pimpinan untuk bisa menggunakan instrumen APBN sebagai salah satu sumber solusi bahkan apabila APBN harus menghadapi tekanan harus terus ditingkatkan.
“APBN kita mendapatkan tekanan karena situasi ekonomi mengalami tekanan. Namun kita sebagai bendahara negara tidak boleh justru mentransmisikan tekanan itu keseluruh sistem sehingga semuanya ikut paralyzed. Kita harus menjadi shockbreaker yang efektif, shock itu terjadi kena ke kita tapi tidak kita transmitkan, kita redam di sini. Memang pengaruhnya ke APBN akan terlihat tapi itulah yang disebut fungsi dan memang tanggung jawab dari keuangan negara dan APBN sebagai instrumen kebijakan fiskal,” ujar Menkeu.
Oleh karena itu, Menkeu meminta seluruh jajaran memahami esensi tersebut dan dalam situasi sedang mengelola APBN 2020, para pejabat dapat membagi pikiran dan perhatian untuk persiapan APBN 2021 sebab proses penyusunan APBN 2021 sudah mulai berjalan di tahun 2020. Oleh karena itu dalam menjalankan APBN 2020 dan juga harus tetap fokus dalam mempersiapkan APBN 2021. Situasi yang berat situasi yang menekan tapi tidak boleh goyah.
“Ini tantangan yang tidak mudah. Saya ingin sampaikan kepada seluruh jajaran pimpinan di Kementerian Keuangan you are not in the situation business as usual. Anda semuanya tidak dalam situasi untuk bekerja rutin dan menjalankan segala sesuatu seperti biasanya. Kita perlu untuk berpikir sangat keras dan kita bongkar semua pengalaman kita 20 tahun kebelakang, 30 tahun kebelakang, apa instrumen yang kita bisa pakai, apa pengalaman yang bermanfaat untuk hari ini, apa yang harus kita lakukan. Jadi kita belajar dari negara kita sendiri dan belajar dari negara lain sehingga kita terus mampu untuk memformulasikan policy yang sesuai dengan tantangan yang kita hadapi,” pungkas Menkeu.(p/ab)